|
halo, kamu,
Posted on Sabtu, 01 Agustus 2015 @ 21.35 < 0 comments >
Halo kamu,
Aku gatau mau numpahin semuanya dimana. Aku tau kamu tau Mungkin kamu memang pura-pura gatau Mungkin kamu memang gamau tau Mungkin kamu memang ga bisa Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya kan? Bukan berarti kamu bisa membolak balikkan perasaanku Bukan berarti kamu bisa ngebuang aku seenakmu Kamu tahu, aku tahu Aku bukan seperti yang sudah sudah buatmu Aku ya seperti ini, with some flaw on me Kamu tahu, Kamu nggak harus nerima aja waktu aku menghubungimu Kamu harusnya keberatan, bukannya bertidak seolah ga apa-apa kita berkomunikasi seperri ini Kamu mungkin lupa Tapi sampai kapanpun semua itu tidak akan kembali lagi Kamu dan aku tetap ga akan jadi biasa aja Mungkin setelah kamu menikah, aku menikah Mungkin aku memang bodoh Seperempat hidupku kuhabiskan untuk menunggumu mengatakan apa yang ingin ku dengar Mungkin ini bukan lagi cinta tapi keinginan atau kebutuhan How could you say that this is love if there is so much familiarity? Halo kamu, Aku tahu kamu tahu Sudahilah semua ini Berhentilah bersikap seolah-olah kalau aku akan baik-baik jika kamu mulai berlaku biasa Kita tak akan pernah jadi biasa Bertindaklah kooperatif Berasamamu semuanya tak pernah mudah Selalu aku yang terluka Label: buat abang, dear diary You have to go for her
Posted on Selasa, 29 April 2014 @ 21.04 < 0 comments >
I'm tired of being parallelized by you. I mean I'm not his super girlfriend and we are just not that close as what people thought we are.
Don't ask me why he didn't come yet? Don't ask me why he took this course? Don't ask me why he is not around? Don't ask me why about him. Because I have no idea how am I supposed to answer those question. I am not his mommy or police. I made a mistake by being a roar mouth, but it was a past. Like few months ago. Now, I can't get rid of you. Then, everything is behind you name, everytime I do something even for my self. I guess you have to show your feelings to her clearly, and maybe you have to show it off. So people can stop thinking that we are together or some what. Label: dear diary, teens Flowers need to be wilt
Posted on Sabtu, 26 April 2014 @ 22.53 < 0 comments >
I thought I'm done so my heart does.
So I guess I would not cry after you. Aku sudah membaca semuanya, aku pikir ini waktunya untuk berhenti. Kamu adalah salah satu titik di mana sebuah lukisan akan terbentuk. I put you in my love story painting. You're one of the greatest who ever really in. You dragged me into a good point of my life even if it was only temporary. Like flowers, the first time I met you I was afraid, the way you look someone makes me feel like oh God what is he doing? Yeah, I'm afraid. Latter I realized you are a good man. So I've fell for you like a seed starts to grow. Then i felt butterflies in my stomach, my feelings grow, bloom and blooming every day. But flowers has a time to be wilt. Yeah, my this is the time. I wish I will have a feelings that always grow and blooming everyday with someone whose gonna be my husband. I wish my feelings for my husband like edelweiss. It is pure, humble, and timeless. Not less not more. Flowers that always greet me in the morning and makes everything better when i feel about it. Cinta itu indah, yang menyakitkan itu nafsu. Label: dear diary, teens 06-001-123-6
Posted on Sabtu, 12 April 2014 @ 18.59 < 0 comments >
Assalamu;'alaikum wr. wb.
Lama sekali nggak menulis di blog ini. Karena cenderung menulis di hape aja. Post yang ini mungkin keliatan kontras banget sama post yang sebelumnya Tapi yang jelas, tujuan post ini adalah untuk meminta doa kepada semua yang membaca post ini agar besok Senin,
Farah Nabila Luthfiyya
peserta Ujian Nasional SMA dengan nomor urut
06-001-123-6
Diberi kemudahan, ketenangan, dalam mengerjakan soal, semoga Nebbi bisa teliti, dan memperoleh hasil yang maksimal. Serta dapat diterima di PTN yang diinginkan.
Aamiin
Saya juga ingin meminta maaf, atas segala perkataan perbuatan perilaku
yang meningung menyakiti baik secara langsung maupun tidak langsung
baik yang saya ketahui maupun tidak saya ketahui ternyata menyakiti anda, siapapun itu.
Semoga Allah mengabulkan doa kita, dan menambahkan pundi-pundi pahala setiap orang yang mendoakan sesamanya.
Aamiin.
Bismillahirahmanirrahim.
Lulus Lolos 100%
Aamiin.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Label: dear diary, life, school, teens supaya kamu tahu
Posted on Jumat, 28 Februari 2014 @ 21.15 < 0 comments >
Aku menangis, menangis lagi untuk kesekian kali.
Aku sadar bahwa semuanya tak pernah mudah ketika menyangkut tentangmu.
Yang terburuk, aku tidak bisa mengatakan seberapa sedih seberapa kesal aku terhadap diriku sendiri yang selalu menangis.
Dan setiap menyadari bahwa kebagaianku hanya sejengkal dari jarak yang tercipta.
Label: dear diary supaya kamu tahu
Posted on Selasa, 11 Februari 2014 @ 19.27 < 1 comments >
Seharian ini air mata udah bercucuran di banyak tempat, mulai dari ruang keluarga, Lab. Bahasa, dari satu kelas ke kelas lain, dari koridor sampai toilet perempuan di lantai satu gedung induk. Semuanya karena aku lihat sekolah, ketemu kamu di parkiran dan kamu langsung memalingkan wajah karena tahu yang kita bicarain semalem jelas bikin aku nggak lagi sama seperti sebelum aku baca sms-mu.
Aku nggak yakin bahwa kamu nggak tahu yang sebenernya terjadi. Aku juga nggak tahu apa kamu benar-benar mengerti atau tidak sama sekali. Atau mungkin, kamu berpura-pura sepanjang waktu telah terlewati.
Aku pengen bilang kalo kamu bodoh kalau kamu nggak tahu.
Aku percaya dan yakin kamu tahu.
Yang nggak bisa aku protes adalah keputusanmu untuk mengabaikan atau berpura-pura.
Gimana aku harus menahan semua rasa gemasku waktu kamu melakukan semua hal kecil yang aku sukai. Seperti waktu kamu mengajari aku, seperti waktu kamu tersenyum dan tertawa di hadapanku, di sampingku. Kamu hanya berjarak tiga puluh senti setiap kita belajar bersama, aku harus menahan perasaanku sendiri. Mengatur raut wajahku sebiasa mungkin supaya tidak ada semu di pipiku. Kamu begitu dekat waktu itu, tapi rupanya hanya waktu-waktu itu.
Aku pikir aku sudah lupa.
Setelah yang lalu-lalu aku pikir aku sudah lupa tentangmu. Tapi kenyataannya, aku baru sadar bahwa aku lebih peduli dari yang aku kira.
Dan keputusanmu soal masa depanmu itu membuatku terhenti. Kemudian aku berpikir, berapa banyak hari yang masih aku punya untuk melihatmu sedekat itu? Berapa kesempatan lagi untukku mempelajari semua materi bersamamu? Aku tak tahu, dan aku terkesiap. Sekolah akan berakhir setelah UN. Waktuku tak sebanyak itu. Ditambah sibukmu, sibukku, jadwalmu, jadwalku, kecil kemungkinan aku bisa memperoleh kesempatan itu lagi.
Lalu aku menangis. Menangis sekencang-kencangnya. Bulir itu berjatuhan begitu saja. Kau mau tahu apa yang aku rasakan? Rasanya kosong, penulis yang menyatakan bahwa ada bagian hati yang terasa hilang saat kamu mengetahui sesuatu yang tidak ingin kau dengar benar adanya. Aku merasakannya, setelah kusimpan hatiku supaya tidak serompal seperti dulu-dulu akhirnya aku merasa seperti itu lagi. Dan aku merasakannya karenamu.
Aku hanya bisa menangis. Menangis. Menangis
Hingga pelupuk mataku membengkak, hingga suara tangisku tak lagi terdengar karena habis meraungi nyata bahwa kamu pergi sebentar lagi.
Aku terkejut. Seheboh ini reaksiku. Separah ini raungan tangisku.
Aku pikir, aku pikir lalu tangisku pecah lagi.
Aku pikir aku sudah lupa tentang kamu.
Aku pikir
Semua orang takut kehilangan.
Aku pun begitu.
Muncul dibenakku kamu akan sama seperti yang lalu-lalu, menghilang dalam sekejap kemudian kembali sejenak dan menghilang selamanya. Aku tak mau jika aku harus memulai dari awal. Aku takut kamu bukan lagi kamu yang aku kenal. Aku takut karena tempat di mana kau tinggal nanti terlihat nun jauh di sana. Aku takut aku akan kehilangan kamu yang mengajariku banyak. Takut kamu tidak lagi sedekat itu untuk bisa kumintai jawab atas tanyaku. Takut posisimu tidak akan bisa terisi yang lain. Takut karena hatiku ternyata masih milikmu sebelum aku mengetahui putusanmu. Takut bahwa hatiku akan mengikuti pergimu sementara kamu yang hatiku harap tak tahu akankah berharap sama sepertiku. Takut bahwa sesungguhnya aku tidak pernah ada dalam dirimu padahal kamu ada hampir di setiap diriku. Ironis.
Label: dear diary, life Simpan
Posted on Senin, 06 Mei 2013 @ 20.07 < 0 comments >
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
-Sapardi Djoko Damono-
Simpan hatimu, untuk mencintainya di saat yang tepat.
Simpan hatimu, untuk menjadikanmu lebih baik dari hari ini.
Simpan hatimu, untuk dirimu.
Suatu saat nanti, saat yang tepat itu akan datang.
Bila nanti kau tidak berjodoh dengannya.
Percayalah, Allah sudah menyimpankan yang baik untukmu atas hasil usahamu.
Simpan hatimu, untuk dirimu.
-Arina Dinana-
Label: cuap cuap, dear diary, life, opinion, teens |